Belum banyak yang tahu siapa tokoh berpengaruh di balik kisah sukses anak-anak SMK di Solo itu. Kiat Esemka merupakan nama mobil rangkaian anak-anak SMK di bawah bimbingan seorang penyandang difabel bernama H. Sukiyat. Kisah sukses yang diraih Pak Kiyat, sapaan akrabnya, merupakan bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk maju. “Saya hanya mengerjakan apa yang ada pada saat itu. Namun saya memiliki prinsip 3N yakni Nirokne, Niteni lan Nambahi atau Menirukan, Mencermati dan Menambahi. Prinsip itu yang selalu saya tularkan kepada para siswa SMK yang magang kerja di bengkel saya,” ujar Pak Kiyat.
Melalui prinsip 3N itu, Kiyat belajar secara otodidak tentang cara membuat bodi kendaraan. Beberapa tipe yang ditawarkan itu meliputi jenis Sport Utility Vehicle (SUV), pick up double cabin, pick up single cabin, dan lain-lain. Semua jenis kendaraan itu semua dirangkai oleh siswa SMK dengan bahan 80% berasal dari lokal dan 20% dari luar negeri.
Untuk membuat prototipe mobil Kiat Esemka dibutuhkan dana sekitar Rp 350 juta untuk 1 unit mobil. Mobil prototipe itu telah dipinjampakaikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk digunakan sebagai mobil dinas wali kota. "Kalau prototipe memang mahal, tapi kalau sudah bisa diproduksi massal akan sangat murah," katanya dengan nada meyakinkan.
Sukiyat menjelaskan, apabila sudah bisa diproduksi secara masal harga jual dipasaran akan bisa ditekan hingga Rp 95 juta per unit. "Kalau ini sudah bisa diproduksi secara massal harganya hanya Rp 95 juta," jelasnya. Harga tersebut tentu tergolong murah untuk mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) berkapasitas 1500 cc.